HUMANITY | Gunungkidul, Anak anak Yatim, Piatu, Dhuafa dan Anak Anak Terlantar termasuk kelompok masyarakat rentan yang harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan organisasi non pemerintah (Non Goverment Organization/NGO) dibidang Kemanusiaan.
Kampung Kemanusiaan Dunia Berbasis Budaya "Banyu Mili Humanitarian Village" yang akan segera beroperasi di Gunungkidul, Yogyakarta adalah salah satu NGO yang Peduli dengan perlindungan, pengasuhan dan pembinaan kelompok rentan tersebut.
Kampung Kemanusiaan Dunia Berbasis Budaya yang akan didirikan di Dusun Ngalang-alangsari, Planjan, Saptosari, Gunungkidul pada tahap awal akan menampung anak anak usia Sekolah Dasar yang akan dididik melalui Pendidikan Karakter Berdasar Konsep Sistem Among ajaran Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara.
Selain menampung anak anak yatim, piatu, dhuafa dan anak terlantar secara permanen (mukim tetap), Kampung Kemanusiaan Pimpinan Dr.HC.R.Budi Ariyanto Surantono, S.Kom.,LL.M. ini juga menyediakan layanan Rumah Singgah (sementara) bagi anak anak dan perempuan korban kekerasan yang membutuhkan perlindungan.
Bunda Bunda Yatim juga menjadi salah satu obyek pembinaan Kampung Kemanusiaan Dunia agar para bunda dari anak anak yatim memiliki sikap mental mandiri dan bisa bertahan hidup secara layak dan bermartabat.
Sebagai kawasan Berbasis Budaya, Kampung Kemanusiaan Dunia Gunungkidul akan mengelola kegiatan kegiatan seni dan budaya yang dilakukan oleh semua warga Kampung Kemanusiaan baik dalam tatanan kehidupan sehari hari maupun melalui kegiatan kegiatan adat dan budaya yang diselenggarakan.
Untuk menghidupi semua anak yatim, piatu, dhuafa dan anak anak terlantar yang tinggal di Kampung Kemanusiaan Dunia, Akan dibangun sentra sentra ekonomi kreatif antara lain budidaya tanaman dan buah buahan seperti buah Naga Super, Melon Super dan lain sebagainya.
Unit usaha peternakan kambing, kelinci, usaha perdagangan besar madu asli dan juga usaha jasa akan dilakukan dalam rangka menciptakan "ketahanan ekonomi" dan kemandirian di Kampung Kemanusiaan Dunia Gunungkidul.
Selaku Founder Kampung Kemanusiaan Dunia, R.Budi Ariyanto Surantono berharap lembaganya bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan stake holder Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan para pelaku usaha di wilayah Kabupaten Gunungkidul dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Semua Warga Kampung Kemanusiaan Dunia akan diberi bekal Ilmu pengetahuan melalui pendidikan formal maupun informal dan juga akan dibantu supaya bisa terus menempuh pendidikan hingga jenjang Perguruan Tinggi.
Tidak ada biaya apapun untuk bisa bergabung di Kampung Kemanusiaan Dunia, karena seluruh biaya hidup, biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-hari akan diupayakan oleh lembaga dan Yayasan Pamerti Budaya Catur Sagatra Mataram yang menaungi Kampung Kemanusiaan Dunia tersebut.
"Kami siap menampung anak anak dari seluruh Indonesia bahkan dari seluruh dunia (jika regulasi memungkinkan) yang ditinggalkan orang tuanya dengan sebab apapun termasuk korban bencana alam, bencana politik (peperangan) dan bencana kemanusiaan akan kami terima dan kami asuh dengan penuh kasih sayang dan sepenuh hati", ungkap Founder Kampung Kemanusiaan Dunia R.Budi Ariyanto.
"Dengan menerapkan Sistem Among ajaran Ki Hadjar Dewantara, kami ingin memuliakan dan "memanusiakan manusia", kami ingin anak anak tumbuh dan berkembang dengan mentalitas Juara, tidak rendah diri dan bangga dengan dirinya sendiri", tandas Ariyanto.
Pejuang Kemanusiaan yang juga Ketua DPW.Ikatan Media Online Indonesia DIY ini berharap Kampung Kemanusiaan Dunia bisa menjadi "Kawah Candradimuka" untuk menggembleng anak anak yatim, piatu, dhuafa dan anak terlantar agar tumbuh dan berkembang menjadi calon calon pemimpin yang memiliki budi pekerti luhur, akhlak dan moralitas serta peduli dengan sesama.
Kegiatan Kampung Kemanusiaan Dunia Gunungkidul akan mulai beroperasi bulan Agustus 2025 dan saat ini sedang proses persiapan infrastruktur Salah satu pembangunan Mushalla yang akan dimulai awal bulan Juni 2025 ini. (*)
Social Plugin