HUMANITY | Tetap sederhana dan bersahaja, itulah sosok Dr.(H.C) R.Budi Ariyanto Surantono, S.Kom.,LL.M. pejuang Kemanusiaan dari Yogyakarta.
Tiap hari tak kenal lelah menawarkan aneka produk karya nnak anak yatim, Piatu, dhuafa dan anak anak penyandang disabilitas binaannya.
Salah satu produk yang saat ini gencar ia promosikan adalah madu murni dari hutan Akasia di Pekanbaru Riau. Ia membuka jalur rezeki melalui perdagangan madu yang langsung berasal dari peternak lebah.
Selain memanfaatkan media social, ia juga tidak segan segan berjualan langsung door to door dengan konsep silaturahmi. Satu persatu tokoh dan pejabat ia datangi untuk sekedar silaturahmi sambil menawarkan Madu dagangannya.
"Yang Utama adalah menyambung silaturahmi kebanyak orang. Menawarkan madu adalah salah satu ikhtiar membuka pintu rezeki dari jalur perdagangan", ungkap Budi Ariyanto.
Baginya, untuk ikhtiar mencari rezeki, terlebih jika sebagian rezeki itu untuk menjalankan misi kemanusiaan tidak ada kata malu dan ragu.
"Saya biasa berkeliling silaturahmi dan berjualan madu. Ini pekerjaan baik dan mulia, kenapa harus malu ?", imbuhnya.
Tahun 2025, ia mendapatkan anugerah gelar kehormatan Profesor Honoris Causa dibidang Kemanusiaan dari PDKS.ROS PB.X Alexandrina Victoria II International University salah satu Universitas dibawah naungan UN.Volunteer PBB atas kiprahnya menjadi "ayah" bagi anak anak yatim dan anak penyandang disabilitas.
R.Budi Ariyanto Surantono saat ini mengemban beberapa Jabatan Organisasi Kemanusiaan diantaranya sebagai Presiden Abah Kanjeng Humanity Care Indonesia, dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Panti Yatim Kreatif Mandiri.
Dibidang seni dan budaya saat ini ia memegang amanah sebagai Ketua Dewan Pembina DPW.Paguron Jalak Banten Nusantara DIY, Pemangku Pamerti Budaya Catur Sagatra Mataram dan Ketua Umum Lembaga Pelestari Adat dan Budaya Nusantara.
Menjadi Ketua Ikatan Media Online (IMO) Indonesia DIY yang membawahi para pemilik dan pengelola media online adalah salah satu aktivitas yang dilakoninya.
Kendati begitu, ia tidak.malu disebut penjual atau pedagang madu. Bahkan ia bangga dengan julukan itu.
"Berdagang adalah salah satu ikhtiar mulia yang disarankan agama untuk membuka pintu rezeki dari segala arah. Oleh sebab itu saya merasa bangga menjadi penjual madu", pungkasnya.
Social Plugin